Perokok Aktif vs Perokok Pasif

Hidup Sehat

Monday, 25 January 2021

Meskipun tidak merokok, perokok pasif yang menghirup asap rokok dari perokok aktif, rentan juga terkena berbagai penyakit.  Merokok merupakan kebiasaan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.


Pakar kesehatan mengatakan bahwa 100% bahaya asap rokok, 75% dihirup oleh perokok pasif dan 25% yang dirasakan oleh perokok aktif, karena adanya filter pada ujung batang rokok. Risiko buruk yang didapatkan dari perokok pasif adalah gangguan pada pernapasan (asma, batuk berkepanjangan), dan kanker paru-paru. Akibat lain yang didapatkan perokok pasif apabila menghirup asap rokok yaitu mata iritasi, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, dan pusing. 


Rokok mengandung beberapa jenis bahan kimia, seperti hydrogen sianida gas untuk senjata kimia dan pengendalian hama; penzene ditemukan dalam bensin; formaldehida digunakan untuk bahan pengawet mayat; dan karbon monoksida dapat ditemukan di dalam knalpot mobil. Terdapat dua jenis asap rokok, asap mainstream dan asap sidestream. Asap mainstream yang dihirup langsung melalui ujung mulut rokok oleh perokok dan asap sidestream berasal dari terbakarnya ujung rokok dan menyebar ke udara. Berikut efek buruk asap rokok bagi kesehatan:


Orang dewasa

- Jantung Koroner: menyebabkan serangan jantung, nyeri dada, dan gagal jantung. 

- Kanker paru-paru: gejalanya menunjukkan batuk berkelanjutan, sesak nafas, kelelahan tanpa alasan, penurunan berat badan secara drastis. Penyebab utamanya durasi merokok cukup lama dan jumlah yang dikonsumsi setiap harinya sangat banyak. 

- Kolesterol dan struk: adanya pengerasan pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan arteri dan menghalangi darah. Bahan kimia yang terbentuk di dinding arteri menyebabkan munculnya kolesterol. 


Ibu hamil

- Keguguran: mengalami tanda kram di bagian pelvis, pendarahan di bagian vagina, sakit di bawah perut, rasa mual, dan tidak ada gerakan pada janin. 

- Lahir cacat: akibat adanya kelainan pada sperma ayah yang perokok, seperti bibir sumbing. 

- Keterbelakangan mental (psikologis): asap rokok membuat otak bayi dalam janin mengalami kemunduran sistem kerja. Pada usia 6-9 tahun perkembangan psikologis dan kognitif anak akan terpengaruh sehingga sulitnya berkemampuan berbicara, visual, dan perilaku.  

- Kelahiran prematur dan berat badan di bawah rata-rata: racun dalam rokok dapat menghambat aliran darah yang merupakan sumber nutrisi. Akibatnya lahir prematur dan memengaruhi berat badan bayi menjadi tidak ideal. 


Anak

- Asma: berdasarkan para peneliti bahwa anak-anak yang memiliki asma, 66% berisiko tinggi mengalami kesehatan memburuk dan 85% berisiko menjalani perawatan di rumah sakit. Fungsi paru-paru akan terkena sebanyak 32% akibat menjadi perokok pasif. Gejala yang muncul seperti batuk keras, nafas berbunyi lirih “ngik-ngik”, dada sesak, dan jantung berdebar-debar. 

-ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Syndrome): timbulnya perilaku impulsif dan hiperaktif. Gejala ini akan timbul pada usia 3-12 tahun dan terbawa hingga dewasa nanti. 

- Infeksi telinga: tanda kalau anak terkena infeksi telinga diantaranya terdapat lendir di hidung, mengalami demam tinggi, rongga telinga tampak merah membengkak, anak lebih mudah marah, dan keluarnya cairan berwarna putih atau kekuningan dari telinga. 

- Daya tahan tubuh melemah: akibat asap rokok menyebabkan daya tahan tubuh anak menjadi melemah, akibatnya sering terkena serangan penyakit ringan hingga parah. 


Efek buruk dari asap rokok sangat tidak baik untuk kesehatan, sehingga dapat diatasi dengan hindari lingkungan perokok aktif dan menggunakan masker mulut untuk mengantisipasi menghirup asapnya. (litaarny)



Share
Copy Link