Sulit merasa tidur nyenyak setelah berativitas seharian? Atau sering terbangun tengah malam sehingga mempengaruhi kualitas tidur? Itu pertanda mengalami insomnia.
Insomnia adalah masalah kelainan dalam tidur yang sering
terjadi sehingga akan menguras energi, mood,
kebugaran tubuh, dan kemampuan aktivitas setelahnya. Gejala insomnia sering
disebabkan adanya suatu penyakit atau akibat dari permasalahan psikologis.
Banyak penderita insomnia mengonsumsi obat tidur atau zat penenang lainnya
untuk bisa istirahat. Semua obat yang
mengadung zat sedatif akan memiliki potensi ketergantungan psikologis sehingga
akan beranggapan bahwa tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Gejala insomnia lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria, apalagi disertai bertambahnya usia juga mempengaruhi gangguan tidur. Sulitnya mempertahankan kualitas dan kuantitas tidur akan mengakibatkan penderita insomnia sering terbangun sehingga mempengaruhi tidur cukup. Kondisi insomnia disebabkan oleh:
- Irama sirkardian atau gangguan dalam irama tidur bangun yang
disebabkan karena jet-lag atau
rutinitas pekerjaan.
- Hypersomnia atau tidur berlebih merupakan gejala
yang mempengaruhi kualitas tidur sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk
tidur normal
- Tidur berjalan (somnambulisme) biasa dialami pada usia 11-12
tahun yang dapat menyebabkan insomnia.
- Mimpi buruk akan menganggu kualitas tidur (insomnia) sehingga timbulnya perasaan cemas, takut dan tertekan saat tidur.
Penderita insomnia bahwasanya akan mengalami sulit tidur di
malam hari dan timbul rasa cemas di siang hari. Terkadang penderita insomnia
mengalami sakit kepala dan merasa lelah di siang hari sehingga dapat menurunkan
daya ingat konsentrasi otak. Gangguan tidur atau insomnia memiliki beberapa
variasi yaitu jangka pendek (insomnia akut), dan jangka panjang (insomnia
kronis/intermittent). Insomnia akut dapat
bertahan dari satu malam hingga beberapa minggu dan tidak perlu diobati karena
bersifat sementara. Sementara, insomnia
kronis atau intermittent
berlangsung lebih dari sebulan dan dapat dirasakan setiap malam. Ada beberapa
gejala insomnia:
- Memiliki lingkaran gelap dan bengkak di sekitar mata
- Kurang aktif dalam berhubungan sosial
- Cepat kehilangan fokus
- Takut menghadapi malam hari karena sulit tidur
- Mengonsumsi macam-macam obat tidur dan kecanduan dalam
beberapa bulan terakhir
- Menggunakan rokok, alkohol untuk menenangkan diri dan
membantu tidur
Sebelum mengatasi gejala insomnia, terlebih dahulu harus memperhatikan penyebab munculnya insomnia, diantaranya:
1. Memiliki jadwal berbeda di hari kerja dan akhir pekan
Tubuh membutuhkan waktu yang konsisten
dalam menjaga jadwal tidur agar dapat terpenuhi kuantitas dan kualitasnya baik
di hari kerja dan akhir pekan. Kebiasaan tidur larut malam saat akhir pekan
dinamakan “social jet lag” yang mana kondisi tubuh dipaksa untuk beralih antara
dua zona waktu yang berbeda pada setiap akhir pekan.
2. Terlalu banyak minum kopi seharian
Kafein memiliki jangka waktu tidak
mengantuk selam 8-10 jam, sehingga apabila minum terlalu banyak kopi secara
tidak sengaja akan menghambat tidur nyenyak.
3. Terlalu gelisah di tengah malam
Merasa cemas dan dipenuhi oleh banyak
pikiran akan mempengaruhi kualitas tidur dan menimbulkan insomnia. Jauhi
kondisi yang membangkitkan stimulasi tubuh, misalnya melihat sosial media
melalui perangkat smartphone. Carilah
akitivitas yang menenangkan seperti membaca novel kesukaan dan mendengarkan
musik menenangkan.
4. Tidur terlalu cepat
Tidur terlalu cepat dari jadwal
biasanya akan membuat 90% mengalami
gangguan tidur (insomnia). Disarankan untuk membatasi waktu tidur agar tubuh
mengalami keletihan yang cukup sehingga kualitas tidur menjadi maksimal.
Jika mengalami insomnia kurang dari sepuluh hari, maka dapat menggunakan teknik relaksasi yang berguna untuk menjaga keseimbangan gelombang otak agar tetap dalam kondisi relaks. Kondisi tersebut nantinya akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur menjadi lebih maksimal. Berikut, beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan tidur atau insomnia:
1. Hindari makan dan minum menjelang tidur
Kondisi ini dapat menyebabkan perut
menjadi tidak nyaman dan membuat sering buang air kecil (BAK)
2. Olahraga
Olahraga bisa dilakukan di pagi hari
maupun menjelang tidur. Perbedaanya hanya pada saat pagi hari, rutin
berolahraga yang membakar kardio seperti lari pagi dan senam aerobik. Kalau
sebelum tidur, lakukan olahraga ringan seperti meditasi, yoga yang bermanfaat
untuk menenangkan pikiran.
3. Mandi air hangat
Lakukan rutinitas ini sleama 30 menit
atau satu jam sebelum tidur akan menyebabkan efek sedasi atau merangsang tidur.
Selain itu, mandi air hangat dapat mengurangu ketegangan pada tubuh setelah
beraktivitas seharian.
4. Hentikan aktivitas menonton TV atau melihat gadget
Kondisi ini dilakukan 1 jam sebelum
tidur yang dapat membantu tubuh menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat
tidur sehingga adanya rangsangan untuk tidur. (juanleonardoliaw/litaarny)