Tubuh ideal merupakan keinginan semua orang, khususnya
perempuan. Cara diet salah itu tidak akan menyebabkan lemak berkurang,
melainkan berkurangnya massa otot.
Tingkat
metabolisme sangat mempengaruhi seberapa cepat tubuh membakar kalori dari
makanan yang dikonsumsi. Massa otot memiliki banyak manfaat untuk kesehatan
tubuh dan mencegah terjadinya penyakit osteoporosis dan sarcopenia.
Diet yang salah
dengan mengurangi porsi makanan tanpa memperhatikan kandungan gizinya, akan
menyebabkan massa otot menyusut. Perut kosong karena mengurangi porsi makanan
mempengaruhi energi dalam tubuh saat pembakaran terjadi. Akibatnya tubuh akan
membakar otot untuk dijadikan sumber energi dan menyebabkan massa otot
menyusut. Jika kehilangan massa otot, lemak dalam tubuh akan meningkat dan
sering mudah lelah.
Diet boleh saja dilakukan, asal perlu diperhatikan secara jelas penyebab massa otot menyusut:
1. Tidak makan setelah olahraga
Makan
setidaknya 20 gram protein untuk menjaga massa otot tetap seimbang. Tubuh
membutuhkan energi dan nutrisi untuk melakukan perbaikan otot-otot yang rusak
dengan cepat setelah melakukan olahraga. Jika massa otot tidak langsung
diperbaiki, maka akan berisiko kehilangan massa otot. Isi perut dengan protein shake dan semangkuk oatmeal.
2. Kurang
konsumsi protein
Banyak
yang beranggapan bahwa mengonsumsi protein akan menyebabkan kegemukan. Itu
salah. Sebenarnya, tubuh membakar lebih banyak kalori saat mencerna protein
dibandingkan dengan mencerna nutrisi lainnya.
Asam
amino membantu menjaga massa otot seperti susu, daging, telur. Protein sangat
baik untuk mengisi massa otot agar tetap kuat dan tidak menyusut atau melemah.
3. Membatasi
asupan kalori
Kalori
merupakan sumber energi untuk menunjang tubuh lebih bugar dan aktif dalam
menjalankan rutinitas sehari-hari. Kalori sedikit, kekebalan tubuh menurun.
Akibatnya lemak dan massa otot menyusut. Konsumsi kalori sebanyak 500-1000 per
hari.
Diet akan berhasil
apabila konsumsi makanan secara tepat dan seimbangkan dengan rutin olahraga.
Diet tidak perlu mengurangi porsi makanan, tetapi mengatur pola makan agar
lebih memperbanyak serat, vitamin, mineral dan protein, dibandingkan dengan
karbohidrat.
Diet berhasil itu,
bisa dikatakan bahwa massa otot dan penurunan berat badan stabil dan seimbang.
Badan terasa lemas saat melakukan diet, bukan karena berhasilnya penurunan
berat badan melainkan menyusutnya massa otot.
Apabila mengalami
penurunan massa otot, maka bisa dilakukan recovery
tubuh dengan tidur yang cukup. Pada kondisi ini, tubuh mengeluarkan hormon
pemicu pertumbuhan otot. Tanpa tidur, maka pertumbuhan otot menjadi terhambat
atau tidak tumbuh secara maksimal. Disarankan untuk tidur minimal selama 7 jam
setiap harinya. Selain istirahat fisik, psikis juga diperlukan untuk lebih
rileks agar tidak memicu produksi hormon cortisol
yang dapat menghambat pertumbuhan massa otot dan penimbunan lemak, khususnya di
area pinggang. (lasd)