Menerapkan ASI eksklusif kepada bayi sangat baik untuk menunjang kesehatan dan sistem kekebalan tubuh. Namun, pada saat bayi mengonsumsi ASI, terkadang ada beberapa timbulnya eksim atau bintik merah pada kulit. Apakah itu timbul akibat bayi alergi terhadap ASI?
Bayi yang mengalami alergi akibat ASI eksklusif termasuk sedikit sekitar 2-3 bayi dari 100 bayi yang menerima. Gejala alergi seperti ruam di sekitar mulut atau anus, sakit perut, mual, muntah, sesak nafas hingga diare yang terjadi setelah beberapa jam menyusui.
Pakar kesehatan mengatakan bahwa bayi alergi bukan disebabkan karena ASI melainkan dari makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu. Pada dasarnya ASI mengandung sel antibody dalam jumlah tinggi yang memiliki peran melapisi permukaan usus bayi sehingga lebih rapat agar tidak dapat ditembus protein asing. Alergi merupakan reaksi imunitas tubuh yang berlebihan terhadap suatu bahan. Faktor alergi bisa disebabkan oleh makanan atau minuman, dan keturunan, bahwasanya bayi yang memiliki riwayat alergi dari keluarga akan lebih besar potensi mengalami alergi.
Solusi dalam menangani alergi ASI pada bayi bisa dengan cara memperhatikan makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu. Perhatikan makanan atau minuman pemicu alergi seperti kacang-kacangan, protein dari laut maupun sapi. Selain itu, seringnya kosumsi produk turunan dari protein susu sapi seperti keju dan biskuit. Kondisi alergi pada bayi bisa kembali normal saat berusia 6 bulan ke atas.
Memperhatikan makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu, bukan berarti tidak boleh sama sekali mengonsumsi protein. Namun, cara menanganinya dengan tidak konsumsi makanan pemicu alergi secara bersamaan, melainkan satu per satu disertai catatan untuk mengetahui lebih jelas dampak dari alergi bayi. Berikut penjelasan secara lengkap mengenai makanan dan minuman yang perlu dicermati selama masa menyusui:
1. Mengandung kafein
Batasi dan kurangi tidak lebih dari 2 atau 3 gelas dalam sehari seperti kopi, teh, dan cokelat. Selain dapat menimbulkan alergi, kopi dapat mempengaruhi tidur pada bayi.
2. Alkohol
Sebaiknya tidak minum sama sekali akohol selama masa menyusui karena akan menurunkan perkembangan saraf dan otak pada bayi.
3. Ikan bermerkuri tinggi
Protein dan asam lemak omega 3 baik untuk tubuh, namun makanan yang mengandung merkuri harus dihindari seperti ikan sarden, ikan todak, tilefish, ikan makarel raja. Kandungan merkuri tinggi dapat berisiko menurunkan perkembangan otak bayi.
Alergi pada bayi bisa dicegah sejak dalam kandungan agar imunitas tubuh tetap stabil dan tidak mudah terserang alergi. Pencegahan agar tidak mengalami alergi makanan dan minuman, bisa diterapkan dengan:
1. Menghindari asap rokok selama kehamilan dan bayi lahir
2. Selama masa kehamilan dan menyusui, minimalkan penggunaan obat antimual dan parasetamol
3. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan jangan konsumsi susu formula sebelum minimal usia 17 bulan.
4. Pemberian MPASI terlalu dini juga dapat menyebabkan bayi lebih rentan terkena alergi. Selain itu juga dapat mengganggu masa pertumbuhan dan perkembangan otak.
Kondisi alergi ASI tidak semua dialami oleh bayi dan ibu menyusui, karena tergantung pada metabolisme tubuh masing-masing. Walaupun bayi mengalami alergi, ibu harus tetap rutin memberikan ASI eksklusif dan tidak boleh menggantinya dengan susu formula. Dampak buruknya adalah perkembangan otak menjadi melambat, bayi bisa mengalami kekurangan gizi, dan mempengaruhi metabolisme tubuh. (juanleonardoliaw/litaarny)